Surabaya, inconex.net – Himpunan Pengusaha Kelapa Indonesia (HIPKI) kembali menekankan pentingnya hilirisasi produk kelapa guna meningkatkan nilai tambah serta kesejahteraan petani kelapa di Indonesia. Ketua HIPKI menyampaikan bahwa perjalanan organisasi ini dimulai sejak 2010. Meski HIPKI baru resmi berdiri pada 2012, upaya untuk mengorganisir para pelaku industri kelapa sudah dimulai dua tahun sebelumnya bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
“Pada tahun 2010, saya sudah menyampaikan pembentukan himpunan ini dengan Kemenperin karena adanya kekhawatiran bahwa Indonesia akan mengalami penurunan pasokan bahan baku kelapa di masa mendatang,” ujar Ir. Rudy Handiwidjaja, Ketua Harian HIPKI pada acara ICC Senin (22/7/2024). Rudy menyatakan bahwa langkah awal ini mencakup diskusi dengan Direktur Industri Agro, yang mempertanyakan keberadaan asosiasi kelapa. Dari sinilah terbentuk HIPKI sebagai wadah untuk menyatukan suara industri kelapa dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Baca Juga:Sambu Group Raih Penghargaan di 51st Cocotech International Confrence
Salah satu isu utama yang disoroti HIPKI adalah pembatasan ekspor kelapa bulat. HIPKI mengusulkan penerapan bea keluar, berargumen bahwa langkah ini dapat memungkinkan negara memperoleh pajak dari ekspor sekaligus mendorong pengolahan kelapa di dalam negeri. “Dengan pembatasan ekspor, kita bisa menghasilkan nilai tambah di Indonesia. Ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan devisa negara dari produk olahan kelapa,” jelasnya.
Dukungan terhadap hilirisasi produk kelapa juga mendapatkan respons positif dari pemerintah. Dalam sebuah acara pengukuhan pengurus Apindo, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya hilirisasi produk olahan kelapa dan rumput laut. “Kemarin Pak Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia harus melakukan hilirisasi produk-produk olahan kelapa dan rumput laut. Saat beliau mengunjungi booth kami di acara ICC kemaren senin (22/7/2024), saya sampaikan bahwa HIPKI mendukung program hilirisasi ini, dan beliau mengangguk,” tambah Rudy.
HIPKI melihat hilirisasi sebagai langkah strategis yang tidak hanya menguntungkan industri tetapi juga petani kelapa. “Kelapa dikembangkan oleh petani, perkebunannya adalah perkebunan rakyat. Jika industri dan petani sukses, ini akan meningkatkan kemakmuran rakyat,” lanjut Rudy.
Namun, industri kelapa Indonesia tidak tanpa tantangan. Banyak pohon kelapa yang sudah tua dan perlu peremajaan. Selain itu, kerusakan pantai akibat abrasi turut menurunkan produksi kelapa. “Diperlukan peremajaan dan perbaikan tata kelola air untuk industri kelapa,” ujarnya.
Ke depan, HIPKI berharap hilirisasi dapat segera dilaksanakan, ekspor kelapa bulat dibatasi, dan program peremajaan tanaman kelapa (GERNAS Kelapa) bisa berjalan dengan baik. “Dengan langkah-langkah ini, industri kelapa Indonesia dapat berkembang lebih baik dan memberikan kontribusi maksimal bagi perekonomian nasional,” tutupnya.
Baca Juga: Field Trip Cocotech 2024: Intip Proses Produksi dan Inovasi Kelapa